Senin, 29 Juli 2013

Puisi itu...KAMU titik!

myrabby*hug*


Jauh…
Jauh di waktu lalu aku menemukanmu

Menggoreskan tinta warna serupa telaga

Dingin, segar menelusup kalbu

Lega nafas melihatmu terlahir utuh sempurna

Sesempurna kelu yang tertahan di setiap waktu

Ketika nalar tak berujung mengerti

Ketika diam adalah bahasa dari segala bahasa

Satu demi satu puisi itu...terlahir…menggenapi 


Jauh…

Jauh kisah lalumu menderu

Pasang ombak menyiratkan bahagia duniamu

Surut pun menyibak luka cintamu

Ada dia, dia dan dia dalam diamku

Bukan benci, hanya mencoba mengerti

Dan menyadari jika pantasku tak pernah ada dalam indahmu

Aku bukan putri duyung, yang lalu hilang bagai buih

Aku tak kan pernah menghilang, kecuali atas pintamu…


Jauh…

Terasa jauh saat beradu dalam satu waktu

Dekat, terasa dekat saat waktu tak meminta untuk beradu

“Apa ini?”

Tiada yang mampu menyebutnya apa

Tiada yang mampu menyebutnya siapa dan mengapa

Telah sampaikah pada akhir?

“Belum!”

Darahku masih mengalir, tubuhku masih tegak menatapmu

Kembali mencoba bertahan

Kembali telaga serupa tinta warna menyapa

Membungkus hangat bekunya penat yang menjerat erat

Satu demi satu kembali puisi itu...terlahir…kembali menggenapi


Jauh…

Keberanian itu jauh mendekat tanpa pasti

Menggerogoti nyali yang haus kejujuran hati

Beribu keyakinan kutelan segera

Berharap raksasa luka terhempas jauh, lenyap

Selangkah demi selangkah berani tergenggam pasti

Lalu tanpa meminta, hati tersatukan melalui kata mengerti

Hangatnya menerima, adalah hembusan nafas surga ketulusan jiwa

Meski terselip satu kalimat “I will try”, ragaku pun bersujud pertanda syukurku atas hatimu

Dan kembali lagi….satu demi satu puisi itu...terlahir…menggenapi


Jauh…

Kini, kelu itu tiba-tiba kembali

Tatkala nyaman terlalu asyik dalam sapa dan tawa

Tiba-tiba terbungkam berjuta tanya

“Aku akan pergi!.”

Secepat percik air, tersentak diam mendengarnya

Jauh? Haruskah jauh itu nyata kini?

Jauh lebih bisa kucerna ketika jauh dari pandanganmu yang dekat

Jauh lebih bisa kuterima ketika jauh dari sapamu yang diam

Pualam ini sedikit retak, tapi masih utuh terlihat

Telaga ini sedikit beriak, tapi jernih masih tampak

“Kau tahu kenapa?”

Karena aku memilih tersenyum

Melepasmu, bukanlah pilihanku melainkan memberimu waktu

Meski ego berbisik “Tetaplah disini.”

Sadar diri seketika menutupi, “Pantaskah aku melarangmu pergi?”

Kepergianmu bukan untuk pergi tak kembali

Kepergianmu untuk menuju..., itu yang tersampaikan

Menuju dirimu yg baru
Menuju impian kecilmu
Menuju mulianya hatimu

Hanya sempat takut menghinggapi, berubahkah dirimu kelak?

Masih bisakah kutemui pribadimu hari ini?

Ataukah justru inilah caramu mengatakan “Menghilanglah seperti putri duyung!”

Bukan. Bukan dirimu seperti itu. 
Yakinku masih setia, nyata

Detik ini, satu demi satu kembali puisi itu...terlahir…menggenapi


Masih akan ada esok, lusa, nanti ataupun kelak untuk melahirkanmu kembali

Sebab puisi-puisi ini masih bernyawa, darah masih mengalirinya, dan nafas masih menghidupkannya

Dan karena satu yang pasti Puisiku itu…KAMU titik! 

PS: Nyunyeee 
(260713 republish from kompasiana.com/galuhayu)

Sabtu, 20 Juli 2013

@SMANEGA Ambarawa w/ my Hero's

h
@Prasasti SMANEGA

Late Repost :D 
Oke, ini nih...pengalamanku pertama. Yup, serba pertama. Talk Show Pertama di Ambarawa. Aq diundang secara pribadi (tidak bersama tim Adaptive) untuk pertama kalinya. Dan pertama aq merasa bener-bener beban itu begitu besar. Bukan hanya masalah serba pertamanya. Tapi ada satu hal yg sepertinya harus, kudu, wajib aq klarifikasikan di sini. Oke! Ini dia.
 
pamflet yg tersebar di socmed & selebaran :(


Sebenarnya ada kesalahan di aqnya juga sih, nggak peka! [problem yg sama :( ] Ada teman yg bertanya itu Inspirator NASIONAL itu siapa?? Deg! Mampus...itu kan ditujukan buatku....langsung aq tersadar. Oh iya, sebutan ini rasa2nya belum pantas aq sandang. Sayangnya, pamflet ini sudah terlanjur disebar, dan sudah tidak memungkinkan lagi untuk diubah berhubung sempitnya waktu persiapan. And then, pikiranku mulai berat...beraaaattt....beraaaaaaaaattttttt dan beraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaatttttttttttttttttttttt!!!! Gara2 hal sepele aq jadi sempet hampir drop, fisik keringet dingin ga jelas, mual2 ga jelas. Tapi dg aq utarakan kekhawatiranku ini ke mereka (bapak, Emak Bedong a.k.a Indah: red) Aq mulai menjadi lebih tenang. 

Dan aq putuskan, tidak merisaukan tanggapan orang2 ttg sebutan NASIONAL yg sudah terlanjur dipublish. Aq mengklarifikasinya tepat On Stage, di depan Forum. Langsung tanpa tedeng aling2 hahahaaa... Ternyata ada kepuasan tersendiri. Terserah pihak pengundang berpikir apa, yg penting aq lega sudah meng8ngkapkan keberatanku thd sebutan tsb.

Well, sebenarnya sah-sah aja sih sebutan itu. Akan tetapi aq ga mau org2 berekspektasi terlalu tinggi terlaebih dahulu thdku. Aq ingin mereka menyimpulkannya sendiri setelah melihat dg lgsg apa yg sudah aq lakukan di forum. Dg begitu aq tidak memaksakan mereka untuk menilai terlalu tinggi ttg aq. Pihak pengundang sekaligus sebagai moderator di acara ini Mas Walyono berkata, "Anggap saja sebutan NASIONAL ini sebagai doa." Sematkanlah kata NASIONAL tsb dalam do'a Anda, bukan pada publik. TITIK


On Stage

Skrg balik ke laptop deh! *eh?* Acara ini pada awal mula pembicaraan yg disampaikan mas Walyono adalah sharing utk pembukaan pesantren kilat yg diadakan di SMA N 1 Ambarawa. Dengan peserta siswa-siswi kelas 6 SD dan 3 SMP seAmbarwa. Tetapi kemudian dijadikan acara Talk Show dengan memperluas undangan untuk umum. Entah atas dasar apa perubahan konsep tsb dirubah, aq sebagai pemateri hanya mengikuti pengundang saja kan?!

Pelaksanaanya, ternyata tidak semenakutkan apa yg aq bayangkan sebelumnya. Tidak semembludak yg diperkirakan. Ga tau ya, buat yg bilangnya mau dateng tapi ternyata ga dateng itu silahkan gigit jari deh bhuahahahhaa. Menguntungkan di aq nya sih. Pressurenya ga terlalu besar. xixixi 

Aq sempet bertanya2, apa karena ini adalah acara talk show pertama di Ambarawa, atau pesertanya yg masih malu-malu, atau dari pematerinya yg kurang menghidupkan suasana. Aq merasa tidak seantusias talk show, atau respon-respon peserta yg sebelumnya pernah aq hadapi di Adaptive. But, it's ok! Positif thinking nya sih bisa jadi mereka terlalu terbata-bata melihatku, atau memang belum berani bersuara? *tiktoktiktok* Untungnya diawal aq sudah ngasih 'pemanasan' dikitlah, ya...paling tidak udah tahu dikitlah selantang apa suara mereka.  






Ada beberapa tamu undangan yang hadir di sini, diantaranya...aduh aq takut salah nyebutinnya. Liat picnya aja deh nih hehehe... Mmmm...ini hanya pemikiranku semata sih, tapi kenapa ya setiap org yg memiliki jabatan tertentu itu selalu datangnya belakangan? Apa karena sibuk? atau memang sengaja biar ga kelamaan ngantuk? *ehmaap:D* Tapi emang iya sih, dimana-mana juga gitu. Klo role model aq, yaitu bapak, ga pernah tuh yg namanya nelat. Apalagi sengaja telat. Kata bapak, "aq ki isin nek telat" walaupun bapak sebagai atasan loh! Tapi, ya sudahlah ya...ga penting juga buat dibahas. Budaya dan kebiasaan setiap org berbeda-beda. Cukup tahu sajalah.

Bersama para Undangan

Di akhir acara, eh ketemu dengan Bu Sol dan Bu Ermin. Sempat ngobrol dan narsis ria di depan prasasti depan sekolah. Ga hanya itu saja, ketemu mas Agung security yg loyalitasnya aq akui besar bgt bro! Bayangin aja udah 10thn lebih mas Agung setia menjaga sekolah ini. Salut!!!Ada juga mas yg bertugas menjaga dan merawat kebersihan sekolah ini, tapi maaf mas aq lupa namanya *tepokjidat* yg penting kan saya inget kan hehehee... Nah, yg satunya lagi adalah mas Purwanto beserta istri. Mereka juga alumni SMA N 1 Ambarawa.

Bersama Ibu, Bu Sol, dan Bu Ermin
Bersama mereka yg memiliki loyalitas tinggi

And least but not last, off course the one and only Bapak&Ibu. Senang rasanya bisa mengajak dan melibatkan mereka dalam acara ini. Semoga next akan lebih banyak lagi kegiatan yang bisa kita bagi untuk banyak orang. Apapun itu, thanks for always beside me :) *bigbighugs*
Bapak &Ibu

Oiya, ada satu kesan mendalam ketika acara ini.Dan anehnya justru baru aq sadari setelah selesai acara. Bahkan beberapa hari berikutnya. Ini adalah kali pertama aq tampil 'sendiri' di depan bapak ibu. Ada perasaan bangga, namun lebih kepada 'menegaskan' kepada diriku sendiri ternyata aq bisa mengungkapkan semua yang semula sangat amat sulit aq ungkapkan di depan bapak dan ibu. Semuanya mengalir tanpa 'kelu'. Sesekali aq sempat mencuri pandang pada reaksi bapak ibu. Bapak lebih berkaca-kaca, lebih teroyak dalam batinnya. Sedangkan ibu, meskipun yg terlihat itu 'flat' datar tanpa ekspresi namun aq yakin ibu juga merasakan hal yang dirasakan bapak. Hanya menahannya untuk diekspresikan.

Seketika aq berpikir, sebegini melegakannya ketika kita bisa dengan lancar mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan perasaan kita. Setenang dan selega ini aq merasakannya. Entahlah, aq merasakan perbedaan besar dari diriku sendiri ttg 'pengungkapan perasaan' ini. Apakah semua ini hasil dari briefingnya Emak waktu itu yah??? Berawal dari keberanianku mengungkapkan semua yg tertahan di dalam hati?? Sepertinya iya :) *colek Emak Bedong*

Over all  acara ini mendalam bagiku. Dan semoga begitu pula yang menghadirinya. Thanks GOD for anything...
i love you as always Bapak Ibu.... *hug*