Sabtu, 31 Desember 2022

Rekap 2022

 

Gegara Bapak Siwon mudik, jadi bebikinan deh 

Ini klo tau kelanjutan nasib foto ini pasti ada yg ngomel. xixi Mruput ngeprint foto cari angle. Eh endingnya ga terkirim. Tau2 udah closed project. Hadeeuuuhhh..

Sweet17th Anniv Suju. Seharian sama Elf. Ngerecharge dikitlah amunisi buat "Oke. Bertahan untuk konser tahun depan." Iya, cuma Suju alasanku untuk bertahan. 


Sama tutors

Diajak rapat sama ibu2 hebat Pedible Salatiga. 




Guee diculik, mana mau mau aja lagi

Ben waras part sekian 


Ini oleh oleh abis ngonser #ss9inJakarta foto dan dokumentasi lengkap liat aja di highlight IGku deh. Fotonya terlalu banyak klo up di sini. 



surprise kucrit 

Meet up maksi

Pelatihan difable oleh PPDI


Kedatangan Sahabat Tuli Salatiga

Diundang lagi. GKJ Salatiga

Meet up ngejar promo



Biar tetep waras

Maen ke Sodara, ketemu ini imut berbulu, Jago. Etapi sekarang malah juga berpulang. hiks. 

Pertama kali Lebaran Haji sendirian. Makanya kabur ke tempat sodara. 



Gendong Aisha pertama kali nih

Pelatihan perdana 

Bikin surprise buat bu bid Ophi

Meet up berasa kuliah 10sks

Tahun pertasma ultah tiup lilin sendirian. Mana pas lebaran pulak. Mantabs bener yak. 

Klo diliat2 lagi, emang tahun ini ga semenyedihkan itu sih. Keliatan berwarna. Sebenernya caraku menjaga kewarasan aja. Itu juga karna emang beneran gitu, atau aku yang lihai menutupi. Ga taulah. Yang jelas tahun 2022 tahun yang teramat sangat 'embuh'. Bersyukur, pastilah. Tapi Berharap, enggak terlalu. 
Yang jelas tahun depan aq sendirian. Ga ada bapak ibuk. Dan aq ga mau terus sendirian. Tapi aku juga tau diri sih. Au' ah. 
Udah ya rekapnya. Masih banyak moment lain. Ntar deh aq tambah klo mood. 


2022 - Pergi Tanpa Pamit

 Tahun 2022

Tahun yang teramat berat. Iya kehilangan dua orang terpenting dalam hidupku.

Ibu. Minggu pagi, 13 Maret. Memang kita semua sudah bersiap. Karna ibu sudah sejak 2013 sakit. Namun ternyata sesiap siapnya kita akan kehilangan tetap saja rasanya menyakitkan. 

Aku. Yang tidak tahu apa apa harus dihadapkan situasi yang serba cepat. Masih untung karna ada Bapak. Di pikiranku hanya, oke. Aku harus kuat untuk Bapak. 

Selang 2 minggu kepergian Ibu. Bapak kecelakaan. Seperti dihantam rasanya. Panik bagi orang yang gampang panik seperti aku. Apalagi melihat kondisi Bapak yang tak sadarkan diri. 

Seperti mimpi. Lagi. Seperti luka yang masih basah tergores lagi. Lebih dalam.

Hampir sebulan bergelut dengan kekhawatiran yang tak mampu kukendalikan. Berharap ada kabar baik dari ICU di Jakarta. Setiap hari. Sendiri. Menguatkan hati.

Sampai hari itu. empat hari sebelum hari raya. Bapak menyusul ibuk. Tanpa kata. Tanpa Pamit. 

Entah apa namanya. Yang jelas seperti kosong. Sepi. Sendiri. 

Mencoba berdamai dengan keadaan. Lagi dan lagi.

Tapi ternyata tidak semudah itu. 

Lambat laun. Mereka pergi satu per satu. Ada yang pergi untuk selamanya. Ada juga yang memilih pergi meninggalkan diri. Bertubi tubi harus menelan semuanya sendiri. 

KejutanMu sungguh luar biasa Tuhan.

Tahun ini benar benar aku bertemu diriku yang paling lemah hingga paling "ya sudahlah nggak papa"

Mencoba semua baik baik saja dengan menjalani hari berikutnya dengan biasa saja.

Sampai sekarang di penghujung tahun 2022. Ga mau berharap apa apa.

Bisa sampai hari esok saja sudah bagus. 

Tak mau berharap seminggu lagi. Sebulan lagi. Setahun lagi.

Amunisiku sudah habis. Kosong. 

Ibarat meriam. Hanya tinggal selongsongnya saja.

Tak mampu bersuara keras dan selantang sebelumnya. Tak bisa selontar dan sejauh sebelumnya.

Cukup ada disitu saja. Tidak mau apa apa. 

Tahun 2023

Kalau memang waktuku masih. Ya sudah, jalani saja yang ada di depan mata. 

Jika waktuku sudah hampir habis tolong tunjukkan. Agar aku bisa bersiap. Tak mau ku mengulang Pergi tanpa Pamit lagi. 

Sabtu, 12 November 2022

Hard year - 2022


 Mencoba kembali menulis

Meski tak tahu apa yang mau ditulis

Ternyata masih tersimpan judul tulisan di dashboard blog ini, kosong

Tak ada tulisan sama sekali

Biarlah biar itu jadi pengingat

Mei 2022 mencoba menulis namun hasilnya kosong

Saat dimana pikiran jiwa dan raga sedang sangat tidak baik baik saja

Tapi memaksa untuk mengungkapkan perasaan

Masih teringat, hanya diam di depan lembaran putih ini

Satu jam.

Lebih...

Lalu tersadar bahwa tak menghasilkan apa apa

Sekarang?

Mencoba kembali

Meski belum sepenuhnya utuh

Atau akankah bisa kembali utuh?

Entahlah

Karna saat ini pun masih tak bisa mengartikan apa yang dirasakan

Seperti hidup namun enggan berlanjut

Tapaki saja hari ini

Tak ingin berharap apa apa

Cukup hari ini saja dulu

Esok jalani lagi dulu

Begitu saja dulu

Itu saja...