Minggu, 04 Mei 2014

This is My Wish...

Menjelang tengah malam....
Menjelang My May...

Apa yang aku tunggu?
Apa yang sebenarnya aku tunggu??

Aku tak tahu...
Bukan. Aku tak mengerti kenapa aku menunggu...

Detik - detik ini membawaku pada sang waktu
Yang mengingatkanku atas sisa waktuku...

Aku tahu. Aku masih jauh dari sempurnaMu
Aku sadar. Aku masih suka melalaikanMu...
Namun di lubuk kalbuku ini namaMu takkan pernah tergantikan

Hanya saja, aku manusia biasa
Aku juga perempuan biasa....
Yang berharap bahu nyaman untuk sejenak bersandar, nyata
Yang berharap sentuhan manja untuk sejenak menenangkan, nyata
Namun pantaskah aku menerimanya?
Siapa pria itu? Dimana? Kapan?

Tuhan, aku mencariMu melalui tanyaku
Aku memohon padaMu dalam tiap harapku
Tuhan, pertemukan aku dengan pilihanMu
Satukanlah melalui caraMu...

Malam ini, my wish just wanna meet my Soulmate..
Bisakah Engkau mengabulkannya Tuhan?
Aku tak minta banyak hanya seseorang yang benar-benar nyata ada di sisi
Seseorang yang kelak akan menjadikanku satu-satunya alasan dari kebahagiaannya
Seseorang yang akan menjadikanku satu-satunya alasan dari keberhasilannya
Seseorang yang mampu menempati hati setiap orang melalui kebaikan dan kejujurannya
Seseorang yang berani bertanggungjawab di tiap keputusannya dalam sisa hidupnya

Ah...siapakah dia??
Apakah itu memang KAMU? atau bukan?
Namun kini aku masih berharap KAMUlah KAMUku.  Amin.




Kamis, 01 Mei 2014

Me, My May, and My Soul(mate)

Hmmm....

Ya, this is May...
My May....

Jika tahun lalu May dipenuhi dengan KAMU, bagaimana dengan kali ini?
Masihkkah KAMU hadir mengisinya?
Atau tergantikankah dengan yang lain?
Bisa terganti? Aku rasa aku belum menemukannya...
Ahh...lalu apa selanjutnya?

May...yes, this is me! 
Aku memenuhimu dengan KAMU waktu lalu...
Berharap KAMU selipkan kata 'AKU' di setitik hadirmu...
Ahh...sekian banyak tentang KAMU itu terlahir, namun sampai kini aku masih menunggumu, disini
Menunggu jawaban, kamukah KAMUKU???

My May, My Soulmate...
Berharapnya sih begitu. 
Tapi sampai detik ini aku masih saja menunggu
KAMUkah itu? My Soulmate?
Ahh...aku belum tahu itu...

Me, aku!
Ada karena aku ini May, jadilah My May
May milikku...dan aku adalah May...
Tak perlu bingung untuk mengertiku
Karena aku bukan untuk dimengerti melainkan diresapi
Aku pun tak minta dipahami hanya paham makna hati yang sendiri 

KAMU, 
Bisakah penuhi May ini dengan hadirmu meski sepenggal lalu
Meski setitik tinta biru darimu...
Aku masih berharap di May ini, KAMU tak sekedar hadir dan pergi
Melainkan di sisi senantiasa ada dalam senyap yang terlalu jelas mengikat rindu 
Di May ini, inginku bertemu KAMU yang tak sekedar menjadi My May, namun My Soulmate...

#recharge #laksyou #missyou

Rabu, 30 April 2014

A.P.R.I.L


















Yes, i'm with them...because they beside me not behind or front of me...that is why i'm happy!
Together on duty, at Finna Golf Country & Club Pasuruan, Jatim.









And...i'm still with them. Together. No matter what the place or anything else. They still beside me. Care of me. Teach me how to be brave, how to be critism and how to live. This April, all of me is in here with Adaptive Fun Outing's team.

Senin, 31 Maret 2014

M.A..R.E.T



March 31, 2014

Bulan ini bulan yg sangat amat Omo! 

Hmm…banyak hal ‘predictable’ maupun ‘unpredictable’. Dan masih berlanjut dg isi dari bulan sebelumnya, di bulan inilah titik buatku untuk sebuah ‘klarifikasi’ itu tersaji. 

Aq tidak mengatasnamakan ini sebagai sebuah ganjalan atau uneg-uneg yg memang harus disampaikan demi sebuah penjelasan. Namun justru ini adalah sebuah permulaan dimana aku harus kembali mengambil keputusan dengan bijak, tepat, dan cermat. Aku tak mau lagi memburu waktu demi mengejar apa yang mereka kejar. Perlahan tetapi pasti jauh lebih menghargai mereka. Mereka yg sudah ada sebelum mereka tiba dan mengacak-acak perasaan dan hati serta pikiran meski hanya sementara waktu, tapi cukup membuktikan masih rapuhnya aku pada satu hal yg bernama ‘perubahan’. 

Sekali lagi aq seperti sedang diingatkan untuk selalu menghargai mereka. Mereka yg ada bukan semata-mata untuk ‘ada’ melainkan mereka ada ‘untuk’ semata-mata menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Yah aq sedang diingatkan saja. 

Berawal dg niat memperjelas. Yg lalu berujung pada situasi dimana harus mengeluarkan jurus pamungkas secara tegas!. Ini bukan sikap yg tergesa atau tanpa berpikir panjang. Justru banyak yg menjadikan pamungkasan ini sebagai jalan terbaik.
Meski dalam realitanya, kembali batu sandungan itu hadir menggelitiki naluri untuk menahan kembali. Melangkah mundur untuk duduk mendampingi, mendengarkan hati yang mulai letih oleh senja, kini. Mencoba mengerti meski sulit untuk ditapaki. 

Benar. Nasi sudah menjadi bubur. Tak mungkin kembali. Hanya saja aq merasa beruntung. Sebab aq belum sempat menghabiskannya, bahkan mencicip pun tak terasa nikmatnya. itu pertanda aq masih bisa membuatnya kembali. Dengan cara sendiri, dengan bahan dan bumbu yang baru. Dengan citarasa dan tampilan yang sesuai dengan jejak kaki kecilku ini. Yah. Benar! Aq harus membuatnya kembali, bersama mereka yang setia menemani.

Aq masih percaya pada apa yang kuyakini. Amin.


Jumat, 28 Februari 2014

F.E.B.R.U.A.R.I



280214 

Pukul 23.00 wib. 

Satu jam lagi Februari akan sampai di akhir masa tugasnya. Dan aku? Masih sama. Komitmen satu hari satu lisan pun belum kulakukan. Bahkan menawar diri sendiri satu bulan satu tulisan nyaris terlewatkan. Terbukti saat ini, detik menjelang pergantian bulan aku baru bergegas menulis.
Ah…Galuh, apalagi yg kamu tunggu. Sekian banyak kisah, cerita, tawa, tangis sudah tercurah di bulan merah jambu ini. Malam ini pun sebenarnya aku juga tidak tahu apa yg sebenarnya kurasakan. Tak mampu mengatakan apa yg kurasakan sekarang. 

Berawal dari sebuah kata ‘Prioritas’ di awal bulan ini. Ternyata aku masih salah mengartikannya. Untuk kali pertama dihadapkan pada dua hal yang amat sangat tidak bisa ku tinggalkan. Sebelumnya aku berpikir mana yang lebih dulu aku sanggupi. Lalu seketika berubah dengan adanya tuntutan serta tanggungjawab yang aku sandangkan untuk diriku sendiri. Hingga semua kecerobohanku, kepanikanku, kebingunganku, tertumpah begitu saja. 

Ada sakit yg kurasakan, bukan sesal atau kecewa atas keputusanku. Melainkan detik ini aku disadarkan satu hal. Mereka yang ada untukku lebih dulu adalah mereka yang segenap waktu, tenaga, pikiran serta hati mereka hanya memikirkan ‘hidup’ku. Sedangkan aku yang tersita perhatian pada mereka yang baru, menganggap ‘memilih dimana aku berada’ adalah hal biasa. Dan ternyata itu salah. 

Ya Allah, ya Tuhanku…ampuni aku…

Malam ini seakan aku tertampar kesekian kalinya. Bahwa mereka meski tak selalu bersama, mereka meski sebatas ada dan tiada adalah yang benar-benar seutuhnya ada untukku. Sedangkan mereka yang baru, yang selalu bersama setiap waktu, yang selalu ada justru adalah ‘ujianku’ untuk bisa lebih bijaksana dalam memahami, mencermati, menilai, serta memperjelas arti dari kedekatan ini. 

Aku tahu, ini bukan salah siapa-siapa. Ini terjadi juga bukan atas kesengajaan, akan tetapi kini aku mulai berpikir keras. Siapa aku dimata mereka? Pajangan? Aset? Atau Lumbung Emas? Maaf, aku bukan malaikat, bukan juga manusia setengah dewa. Aku manusia biasa yang juga punya pemikiran manusiawi. Yang terkadang merasa dipermainkan atau bisa jadi dimanfaatkan. Ini memang bukan yg pertama aku merasakannya. Jauh sebelum kita bertemu pun aku mengalaminya. Bedanya, sekarang bukan hanya aku yang merasakannya melainkan mereka! Mereka yang begitu dekat, mereka yg lebih dulu berada di sampingku ikut tersakiti. Itu yang membuatku tersiksa.  

Ya Allah, ya Tuhanku…maafkan aku…

Aku memang belum menjadi sesempurna mereka yang mengatakan ‘lebih dekat denganMu’. Aku pun tak sesempurna hati mereka yang selalu melugaskan kata ‘ikhlas, bahagia’. Maaf, aku tak sesempurna kalian. Aku pun tak menyalahkan apa yang kalian yakini. Namun inilah yang sebenar-benarnya.
Terkadang bahkan seringkali ada ganjalan yang mengusik hati. Namun terpendam dengan pemikiran sendiri ‘ah..mungkin aku yg terlalu berlebihan…’ atau lebih memilih mengacuhkan segala tanda tanya yg sempat muncul untuk meminta penjelasan. 

Ya Allah, ya Tuhanku…kupasrahkan padaMu kebaikanku ini…

Bukan untuk menggurui, bukan pula menyinggung. Adalah hati yang terlalu kaku untuk berujar. Adalah rasa yang seringkali terkelu oleh ketidaknyamanan. Hanya menjadi cerminan diri sendiri, bahwa masih banyak kekurangan yang aku lakukan. Hingga berharap ke depan ada arah kejelasan yang pasti, apa dan bagaimana semua akan terjadi. 

Terlebih diri ini berada seutuhnya pada mereka yang telah dulu ada untukku. Amin.

Jumat, 31 Januari 2014

J.A.N.U.A.R.I

Januari ini akhirnya telah sampai pada ujung kisahnya. Januari ini begitu banyak kisah, cerita yang hadir silih berganti bersama tawa, suka, maupun duka dan haru. NikmatMu yang mana lagi yang kudustakan?

Awal Januari, bersama tim Radhwa & Paras, utk kali pertama berkumpul di malam tahun baru. Sharing. Cukup membuatku terjerembab dalam kubangan gejolak jiwa yang tak menentu. Bukan karena tak biasa atau tak suka. Melainkan tak menduga sedalam inikah rasa yang terasa. 

My Dream :D

Kali pertama aku membacakan mimpi-mimpiku pada mereka. Real Dream itu yang mereka sebut. Lima point yang aku tulis, yang aku sampaikan di depan 5 orang anggota kelompok dan mereka mendengarkan sekaligus mengAmini di akhir kataku. Entahlah baru kali ini hatiku bergetar kuat, disaat belum mulai kubacakan impianku tersebut. Bahkan hingga kini pun perasaan itu masih bisa kuingat dengan jelas. Apapun artinya aku tak mau memikirkannya, yang penting dan yang aku yakini mimpiku telah didengar oleh mereka,  oleh alam, semesta raya.  Yakinku Engkau pun kan memeluknya untukku. 

Januari, aku tak melupakanmu. 

Meski jeda waktu dan jarak ini begitu jelas terlihat. 

Sederhanaku mengingatmu melalui nada. 

Sesederhana kata yang selalu tersampaikan dalam sapa dan salam. 

Januari, tetaplah di sana saat mimpi ini masih tersenyum. 

Tetaplah di sini saat pelukan ini masih hangat dalam diammu. 

Januari..kamu ada meski tak terlihat olehku.


Bulan yang mengawali tahun ini pun membawa kejutannya sendiri. Di saat mulai bergeliat, mereka mengusik. Mereka berteriak seolah ingin mencengkeram mangsa. Aku tahu, mereka pun tahu bahwa ini kelak akan terjadi. Namun kecewaku terlalu dalam untuk mengerti. Ternyata topeng-topeng halus itu pun terkelupas, hingga tersembul warna kulit asli dari pemakainya. Aku pun tahu, tak ada hak untuk menetapkan hatiku di sini. Aku tak punya daya. Tak pula punya kuasa. Hanya terhenyak dengan kenyataan bahwa kelak dan itu pasti hati ini akan meninggalkan peraduannya dengan terpaksa. Entah kenapa aku berat, hatiku berat merelakan keluar dari sini. Kalaupun harus keluar, hatiku telah tertinggal dan menetap di sini. Di rumah ini. Lalu apa jadinya raga tanpa hati? 




Meski sakit, kecewa, sedih tapi Januari tetap beriringan, menjalani hari yang terus tergerus waktu. Januari kembali mengisinya dengan kegiatan bimbel Radhwa. Kembali melayani, kembali mengabdi, kembali berbagi, kembali mengisi hari dengan senyum dan sapa ramah dalam kebersamaan. Serasa luka dan kecewa itu sirna walau sebentar saja. Tapi senyum mereka jauh lebih menyembuhkannya. Di januari pula untuk kali pertama berhadapan dengan anak-anak di satu ruang kelas. Mendapati mereka dengan perasaan yang tak menentu. Bukan menakutkan, melainkan membingungkan harus mengajar tentang apa. Januari, di sini aku belajar untuk bersiap diri menghadapi segala kemungkinan yang tak diduga. Ya, sebab hidup memang UNPREDICTABLE.

Try Out w/ Radhwa

Januari, bersama Adptive, aku pun merasakan pengalaman yang berbeda. Dengan hanya 3 personil, pelatihan PPA Salatiga pun bisa dilewati dengan penuh kesan baik. Tiada yang sempurna, namun tiada pula yang Ideal di dunia ini. Namun kita bisa memberikan kesan terdalam pada satu kesempatan di tiap ingatan seseorang. Dan itu terjadi di Januari ini.


Pelatihan w/ Adaptive

Maka, Januari tetaplah menjadi awal di tiap jejak kisah. Di penghujung harimu ini bukan tanda Januarimu berakhir tapi mula dari kesetiaan menanti hadirmu kembali. Terimalah kasih ini. Selalu.