Jumat, 15 April 2011

*Catet Tweet Komedi by @radityadika part 2

Okeh, kita ngobrolin komedi lagi ya, kali ini agak berat pembahasannya gak papa ya..

1. Kalau kemarin lebih ke teknis, gue hari ini mo ngobrolin sesuatu yg lebih filosofis: sebenarnya, apa sih yang membuat kita tertawa?

3. Di bbrp bagian di buku The World as Will and Representation, Schopenhauer, seorang filsuf Jerman, mencoba jawab pertanyaan tersebut..

4. Menurut Schopenhauer, tertawa adalah sebuah respons yang datang dari sesuatu yang dibilang sebagai “the ludicrous”..

5.The ludicrous adalah ketidaksinambungan yg kita dpt di antara “representasi konseptual kita atas realitas” dan “realitas” itu sendiri

6.Kita punya representasi konseptual atas apa pun yg kita alami. Misalnya sewaktu lagi naik bus..

7. Pas naik bus, ada konseptualisasi di kepala kita tentang bus itu seperti apa dan apa yg berhubungan dengan konsep2 di dalam bus..

8. Gak mungkin kita mikir akan ada penari telanjang di dalam bus, karena itu tidak masuk ke dalam representasi konseptual kita atas bus..

9. Nah, the ludicrous adalah ketika realitas punya konflik scr langsung dengan keseluruhan representasi konseptual yg ada di kepala kita.

10.Dan semakin kuat dan tidak terduga konflik konseptual ini, semakin heboh tawa si pembaca. Bingung? Kasih contoh ya..

11.Contoh paling gampang: Briptu Norman. Kita ketawa ihat Briptu Norman joget2 india. Kenapa? Mari coba kita jelaskan menurut Schopenhauer

12.Karena konseptalisasi di kepala kita tentang polisi, adalah mereka adalah yg galak. Maka, ketika ada polisi yg joget2 India..

13..kita tertawa karena melihat ekspresinya yg lucu, dan kita tertawa dengan terbenturnya konsep bahwa ada polisi (brimob pula) joget India.

14. Kita bedah lg, ada dua kondisi: yaitu pas liat Norman sebelum joget (sebut saja pre-Caya) dan pas ngeliat Norman joget2 (post-Caya).

15.Di sini, semakin orang percaya dan nyaman dalam mengonsepkan pre-Caya, semakin tidak terduga dia bahwa akan ada post-Caya.

16.Maka, semakin tidak menduga seseorang akan terjadinya post-Caya, semakin besar pula tertawanya.

17.Contoh lainnya yang lebih lazim, misalnya tebak2kan: Tanya: Telur telur apa yg paling keras? Jawab: telurnya Malin Kundang.

18. Joke tadi (bisa aja) lucu, krn kita duga jawabannya tebak2an berhubungan dgn telur beneran, sesuai dgn konsep ttg telur di kepala kita.

19.Tapi, dgn jawaban tadi, hal itu membentur konsep kita akan telur, yg dimaksud "telur" yg lain, bawa2 Malin Kundang pula!

20. Menurut Schopenhauer, ada dua kondisi agar org ketawa: pemahaman atas suatu hal, dan pemahaman baru atas hal td dgn informasi tambahan.

21.Maka, orang yg ga paham bahwa konsep polisi itu tegas ga ketawa dgn Briptu Norman, krn di tidak tahu bahwa itu secara konsep berbenturan.

22. Org yg ga tau siapa itu Malin Kundang, ga ketawa dgn tebak2an tadi. Karena dia tidak nangkep pergeseran konsepnya.

23. Makanya, kalo gak ketawa thd suatu jokes, jgn buru2 bilang gak lucu atau jayus, siapa tau lo gak ngerti konsep2 yg dia berikan. :p

24. Kalo mau disambungin sama twit gue kemaren, skema setup- punchline berkaitan erat dgn penjelasan Schopenhauer kenapa orang ketawa.

25. Punchline itu alat untuk perbenturan konseptual ini. Dan semakin kuat punchline-nya, semakin bergeser konsepnya, humornya semakin lucu.

26. "Membenturkan konsep" bagi komedian panggung butuh timing, attitude, build-up dan lain2. Tujuannya agar benturannya kuat dan org ketawa.

NB: itu tadi serentetan tweet dari Raditya Dika yg malam ini baru dia share Tujuanq untuk copas tweet ini sebenernya lebih kepada ingin berbagi pada para penulis lain yg mungkin juga ingin mendapatkan ilmu2 menulis. Terutama menulis komedi. Selain itu rasanya sayang aja kl tweet yg segini banyak cuma nangkrik di Tweeter hanya bbrp menit aja. Maka dengan menaruhnya di sini, semoga bisa memperpanjang umur tweetnya Raditya Dika deh!
So, silahkan untuk menilik ilmunya Raditya Dika dan semoga bermanfaat ya^^

Senin, 11 April 2011

Tentang Tulisan Komedi by @radityadika

Senin, 11 April 2011

Barusan baca Tweet dari @radityadika yang lagi share tentang tips-tips menulisnya. Dia ngetweet tentang tulisan2 komedi gitu deh! Meskipun aq bukan termasuk sebagai penulis komedi dan belum punya ketertarikan untuk menelorkan tulisan komedi, tapi aq pikir tweetnya ini sangat bagus kalau dibaca oleh temen2 yang memang berminat memperdalam tulisan2 komedinya. So, dengan berbekal niatan untuk saling share sesuatu yg bermanfaat ya aq posting di sini deh! Tadinya udah mention duluan buat minta ijin share, tapi mungkin…namanya juga artis, peluang mention qt direply itu amat sangat kecil sekali. Tunggu ditunggu nggak di reply juga, takut infonya cepet basi ya aq langsung posting sekarang.

Oiya, ini tweet dalam bentuk aslinya ya. Jadi maksudnya tidak mengubah, mengurangi ataupun menambah tweet2 yang ditulis langsung oleh Raditya Dikanya sendiri. (Sebenernya karena aq nggak ngerti, nggak mudeng jadi copas aja hehe..) Semoga Raditya Dikanya nggak berkeberatan ya, coz sebelumnya udah minta ijin tapi nggak ditanggepin.

”Banyak yg minta ttg cara nulis komedi ya.. Okeh.. Gue coba dari paling fundamentalnya menurut gue: stand up comedy ya..”

1. Gue berpikir tiap org yg mau nulis komedi paling ga harus paham dulu stand up comedy dan bagaimana jokes dikonstruksikan didalamnya..

2. Bagi yg blom tau, stand up comedy adalah salah satu bentuk melawak dgn cara bicara sendirian di depan orang banyak..

3. Stand up comedy bisa dibilang semacam monolog, namun dengan struktur lebih rapih, lebih fast-paced, dan (biasanya) lebih singkat..

4. Bagi yang penasaran bisa coba lihat di youtube search aja “stand up comedy” ada banyak banget contohnya.. Perhatiin, ini dasar komedi..

5. Stand up comedy sebenarnya muncul dari Inggris pada abad ke 18 – 19, namun mendapat popularitas yang cepat dari perkembangannya di US..

6. Orang yg melakukan stand up comedy disebut sebagai juga “comic”, satu kesatuan lawakan = “set” dan masing2 jokes = “bits”..

7. Ga semua calon penulis komedi di indonesia paham stand-up comedy krn 1) ga tahu, atau 2) tahu tapi ga ngerti karena kendala bahasa..

8. Kalo emang gak ngerti gara2 kendala bahasa, calon penulis mending belajar bahasa inggris deh.. :p

9. belajar bhs inggris membantu bukan hanya u/ paham stand up comedy tapi juga u/ baca tulisan2 asing sbg bahan pengayaan tulisan kita..

10. Balik ke stand up, Isi lawakan dlm stand up comedy macem2, biasanya bercerita tentang observasi dan pengalaman pribadi sang komedian..

11. Masing2 komedian/comics punya ciri khasnya sendiri, George Carlin misalnya lebih ke menggerutu dan sering nyerempet ke religi..

12. Jerry Seinfeld lebih “bersih” tanpa sumpah serapah, sebaliknya Richard Pryor isinya menyumpah dan mengumpat2..

13. Dave Chappelle berbicara ttg org kulit hitam, Margareth Cho bicara tentang politik dan perempuan, Ellen DeGeneres ttg kehidupan modern..

14. Yang keren Robin Williams, banyak org bilang stand up comedy dia semuanya improv dan tidak dihafalkan.. On the spot lawakannya keluar!

15. Mitch Hedberg jokesnya “one-liner” yaitu hanya sekalimat2, sedangkan Mitch Fatel lebih ke arah seks. Masih banyak yg lain..

16. Semua komedian tadi ada di youtube, bisa liatsendiri.. Pahami gmn stand up comedian ini menyalurkan "persona" mrk menjadi lawakan..

17. Oke, sekarang pertanyaannya: knp stand up comedy harus dipahami oleh seorang penulis komedi? Kan mediumnya berbeda? Karena eh karena..

18. Stand up comedy membantu kita memahami anatomi paling dasar dari sebuah lelucon yaitu SETUP dan PUNCHLINE.. Ini luar biasa penting..

19. Set-up = bagian yg tidak lucu, sedangkan punchline = bagian yg lucu. Ini adalah kerangka dasar sebuah jokes. Contohnya begini..

20. Berikut adalah jokes Mitch Hedberg yg akan digunakan sbg contoh, yg dia katakan pada saat stand up comedy dalam CD Mitch All Together:

21. Jokes-nya adalah: "My fake plants died because I did not pretend to water them.” - Mitch Hedberg

22. Setup dari jokes tadi adalah: "my fake plants died", sedangkan punchline = "because I did not pretend to water them"..

23. Ada twist yg membuat kita ketawa pada punchline tersebut. Kita “dibelokkan” oleh punchline-nya, seperti ditonjok (makanya namanya punch)

24. (btw, kenapa kita ketawa pd punchline yg asik bs dijelaskan scr filosofis -oleh schopenahuer lebih tepatnya, tp itu lain waktu aja :p)

25. Semua komedian pake struktur ini. Ada yang setupnya panjang, kadang ada yang cuma dua kata, tp konstruksinya sama: Setup - Punchline!

26. Dane Cook contoh stand up comedian yg dikritik karena jokes2nya gak punya punchline, hanya memainkan ekspresi muka dan kata2 kasar..

27. Gue sendiri dalam menulis, satu paragraf biasanya terdiri dari 3 kalimat setup yang diiringi dgn punchline. Lama2 intuitif kok..

28. Kalau kita tahu tentang setup dan punchline yg dipake oleh standup comedian, lalu apa gunanya dalam menulis komedi?

29. Dalam mengkonstruksi kalimat dalam sebuah tulisan komedik, kita pake cara stand up comedia: berusaha mencari set up sebanyak mungkin..

30. Pengalaman kita, yg sedih, yg nakutin, yg bikin sakit hati, itu semua tambang emas setup, dan PASTI bisa dicari puchline-nya, asal jeli.

31. Setelah setup ketemu, kita baru berpikir apa punchline-nya? Komedian2 bisa berminggu2 mencari punchline yang pas..

32. Banyak komedian yg nulis stand up comedy-nya ke buku.. Bisa kita otopsi jokes2 mereka. Ini latihan yang baik untuk belajar nulis jokes.

33. Jerry Seinfeld menulis Seinlanguage, George Carlin menulis Brain Droppings, Tim Allen dgn I'm Not Really Here.. Lalu masih banyak lagi..

34. Yang agak beda Ellen DeGeneres, dia menulis My Point Is And I do Have One dengan cara mengembangkan sets yang dia punya menjadi prosa..

35. Kalau udah jago, kita bisa buat dialog jadi sebuah punchline. Atau buat set-up panjang dalam bentuk adegan visual.. Bisa jadi macem2..

36. Nah, next time mau nulis blog yg komedik, novel yg komedik, cari ritme-nya: bisa 2 kalimat 1 punchline, bisa 1 paragraf 1 punchline..


37. Intinya, dasar komedi = SETUP dan PUNCHLINE yg baik. Banyak2 bedah jokes standup comedian, lalu praktekkan sendiri dlm tulisan..

38. Jokes dalam tulisan harus asosiatif (dgn setup-punchline), bukan slapstick kayak tulisan "gue jatoh dr tangga".. Kenapa?

39. Karena dgn jokes yg asosiatif akan membuat pembaca berpikir sendiri sebelum tertawa, jatuhnya lebih memuaskan buat pembaca..

40. Membaca adalah proses discovery, lelucon yg kita tulis jg harus memberikan itu buat pembaca, ada sense of discovery-nya. :)

“Btw, komedi aspeknya byk lho, bisa dari filosofis (knp kita ketawa?), sampe ke teknis (gmn bikin org ketawa?). Komedi itu seni, ilmu jg. :p”


Well, semoga tweetnya @radityadika ini bermanfaat buat temen2 yang sedang mencoba untuk menulis ya, terutama tulisan2 komedi cerdas.

workshop bersama Raditya Dika di USM Semarang

Sabtu, 09 April 2011

Sekarang aq dan Nunik kembali bepergian ke Semarang. Untung baca retwitt-an dari @infoSmg kalau bakal ada workshop penulisan bersama Raditya Dika. Waahhh...nggak boleh dilewatin juga nihhh! Oke. meskipun jarak tempuhnya lebih deket daripada kalau ke Yogya, aq tetep planning berangkat sepagi mungkin.
Pukul 06.00 wib aq dan Nunik janjian ketemu di daerah Bandungan, untuk mempersingkat waktu sih. Dapet bis sekitar 30 menit kemudian. Atas saran dari Bapak qt turun di Tugu Muda terus nyambung pake taxi. Eh ternyata rada susah cari taxi di Tugu Muda, tau gitu turun di RS Kariadi aja..Ya udahlah besok2 udah tau sendiri.
Sampai di lokasi pukul 08.15 wib. Nggak telat sih soalnya belum mulai juga. Eh tapi aq nggak nyangka loh sama temen2 panitia USM. Memang sebelumnya aq udah menghubungi salah satu panitianya dan mereka bilang akan membantu bila aq perlu bantuan. Tapi nggak nyangkanya tuh belum turun taxi aja udah ada yang nyamperin and nanya ”Galuh ya? yang pake kursi roda?” Waaahhh...aq terharu. Sampe segitu carenya mereka *hikz* Di dalem pun semua welcome loh! Terus bisa kenalan dengan temen2 dari USM Semarang juga.



Nah, yang ditunggu2 akhirnya dateng juga deh! Raditya Dika. Menurut pengakuannya dia belum tidur sama sekali jadi rada2 lemes. Oke deh, tapi setelah mulai bicara kok nggak ada lemes2nya ya..malah kayak ful energi gitu. Haha..gimana enggak orang dia ceritanya sampe mengebu2 gitu. Wah...yang kemaren dateng pasti tau deh gimana Raditya Dika berhasil mengocok perut peserta workshop. Dan ada juga yang sampe nangis2 saking ngakaknya (sebelahq : baca: Nunik). Salah satu celetukan Nunik pas Radit cerita2 tentang cowok & cewek:
”Bener banget! Bener!” Sambil megangin perutnya dan nunduk2 nggak jelas. ”Emang bener, cowokku juga bilang gitu kalo aq lagi nangis. Kamu tuh jelek tau kalo nangis!”
Aq yang dengerin omongannya Nunik tanpa mengalihkan perhatian ke stage ikutan ngekek tanda mengiyakan. Padahal sebenernya baru nggeh, ternyata alesannya cowok tuh itu kalau liat cewek nangis. *GUBRAX*
Kelar bercerita pengalaman2 gokil n begonya yang macem2. Sampe deh di sesi tanya jawab. Di sini dia ngasih banyak masukan atau ilmu2 mnulisnya. Aq coba inget2 apa aja yang dia share ya, tapi karena nggak semuanya aq inget jadi seingetq aja. oke? okelah!

Ketika kita kebingungan dalam alur cerita, lebih baik kita coba untuk membuat plotnya terlebih dahulu. Misalnya mau bikin cerita yang dibikin menjadi 3 bagian. Dibikin plotnya dulu aja, bagian I isinya tentang pengenalan tokoh, karakter. Mau dibikin berapa halaman. Terus bagian II tentang konflik atau permasalahan yang dihadapi. Bagian II solusi, pencapaian dsb. Guna plot di sini selain sebagai rancangan awal, juga bisa sebagai arah kemana cerita ini akan berlanjut. Jika ditengah2 cerita mentok, buntu nggak tau musti nulis apalagi, begitu tau plotnya pasti akan menemukan kembali alur cerita selanjutnya.

Anyway, saat Raditya Dika ngomongin plot. Aq teringet twitt dari @deelestari tentang mindmap. Sama ternyata gambaran plot itu seperti apa. Ya kayak orek2an gitu deh. Tapi menurutq lebih terstruktur dan jelas kemana atau apa dan bagaimana saja yang perlu dilakukan. Lalu, aq tergelitik untuk bertanya tentang ’mood’ menulis. Untuk yang ini klik di www.kompasiana.com/galuhayu aja ya. hehe^^

Eh dapet kesempatan foto juga nih sip^^







Kelar workshop, aq ditodong oleh Arif Pradana Kusuma a.k.a Erik Pradana buat share pengalaman2 q selama ini. Sebetulnya sebelum acara qt sempet ngobrol juga tapi berhubung si Arif ini masih ada tugas yang harus dilaksanakan jadinya pas sorenya deh!

Oiya, pas perjalanan pulang (naek taxi soalnya bis ke Bandungan udah abis. Kyyaaa*mahal chyyyn*) aq ma Nunik ngobrol ngalor ngidul lagi. Dan pas aq ngomong ”Kalau tadi dikasih kesempatan untuk sesi Foto! Kalau yang kemaren kok enggak ya?”
”Ya, yang Marchella Zalianty kan artis beneran.”
”Heh??” aq cuma nampangin muka absurd. Maksudnya apa coba? Untung Raditya Dikanya kagak denger. (Semoga nggak ngebaca juga*Ngik!). Aq tertawa lepas dan Nunik tetep asyik sama cemilannya. Hadeuh...bener2 ngehe’ banget ini.

Mendapatkan pengalaman berharga dalam dua event berturut turut. Seneng. Dan bersyukur karena masih bisa mengikutinya. Semoga lain kesempatan aq tetap masih bisa mengikutinya. Amin. Terimakasih untuk temen2 USM atas perhatiannya. Senang berkenalan dengan kalian semua.

^^

Talkshow Film Batas & Blogshop Kompasiana di UPN Yogya

Rabu, 6 April 2011

Kembali ke Yogyakarta. Ya, pengalaman baru kembali ditemui di kota gudeg ini. Setelah membaca sebuah Headline (HL) dari www.kompasiana.com bahwa akan ada Talkshow Film BATAS bersama Marcella Zalianty, aq merasa kesempatan seperi ini tidak boleh dilewatkan. Dan dengan segala macam pertimbangan dan perencanaan seperti sebelum – sebelumnya akhirnya aq pergi bersama Nunik.
Berangkat pukul 07.00 wib dari terminal Bawen, dengan perkiraan waktu tempuh yang 1,5 – 2 jam perjalanan, maka diperkirakan tiba di Yogya pukul 09.00 wib sehingga masih ada waktu sebelum acara Talkshow yang tertera di HL pukul 10.00 wib. Selama perjalanan seperti biasa, ngobrol ngalor ngidul sama Nunik, sarapan roti yang sengaja aq siapin sehari sebelumnya buat bekal dan tentu saja aktivitas yang selalu ditunggu TIDUR. hwhw…
Singkat cerita, aq merasa perjalanannya agak beda dengan sebelum-sebelumnya. Terasa lama dan lebih jauh. Celingak celinguk kanan kiri ternyata rute bis beralih melewati Purworejo. What? Semakin mengiyakan ketika Nunik nyeletuk “Oo..pantesan aja tiketnya naik, orang lewat jalan yang lebih jauh.” Baru nggeh kalau tiket yang biasanya 35ribu jadi 45ribu itu emang sudah sewajarnya. “Heh? Nyampe sana jam berapa dooonnk??”
Kyyaaaa…bener kan. Telat! Sampe terminal Jombor udah jam 10.00 wib lewat. Belum pas naek taxi pake acara salah pintu masuk jadi musti muter sekali lagi. Belum selesai juga paniknya. Pas tanya sana sini dimana tempat Talkshownya ternyata “…ada di lantai paling atas mbak.” “Ada lift nggak pak?” “Wah nggak ada mbak” Toeng!!!!!
Akhirnya Kewonderwomanan si Nunik dikeluarin deh! Setelah nitipin kursi roda ke tempat teraman. Aq dan Nunik naek deh ke lantai 3!!!!
Yah, dateng telat, kursi udah pasti penuhlah. Dapet paling belakang. Mau ke depan tapi Nunik rada ogah2an juga. Ya sutralah. Dengan segala macam model duduk yang aq atur sedemikian rupa agar bisa lebih keliatan ke bagian depan, tetep nggak maksimal dapetnya.



Weits, tapi itu di sesi I. Pas sesi II udah nangkring aja di kursi paling depan. Ini juga karena ketemu Indra (salah satu teman Kompasiana) dan temen2 dari Canting. Jadi bisa gabung ma mereka deh!



Yup, ini dia yang ditunggu2. Kedatangan Produser dan Pemain Utama Film Batas Marchella Zalianty, serta ada juga Ichwan Persada dan Jajang C Noer. Selain mempromosikan Film Batas yang akan tayang pada pertengahan bulan Mei nanti di sini juga diadakan diskusi tentang Nasionalisme.
Tentu saja bersangkutan dengan tema yang diangkat dalam Film Batas ini adalah mengenai rasa Nasionalisme dari masyarakat Etikong, daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Film ini layak untuk ditonton sebab ditengah Film2 nasional lain yang terkadang atau lebih sering terdengar absurd, Film ini lebih bernilailah. Selama sesi tanya jawab dan diskusi jujur aja aq nggak begitu pede untuk bertanya atau mengeluarkan pendapat (sebenarnya kagak ada yg mau ditanyai juga sih hehe^^). Aq lebih memilih jadi pendengar dan penonton saja huahahaha!



Setelah acara selesai aq & Nunik dipertemukan dengan pilihan. Mau naek taxi ke terminal terus naek bis dengan rute tempuh yang 3jam seperti tadi, atau nerima ajakan temen dari Solo mbak Uni untuk naek kereta Pramek turun stasiun Solo lalu nyambung bis ke Bawen. Pikir punya pikir dan mungkin karena aq kelamaan (menurut mb Uni mungkin:red) akhirnya tinggal aq dan Nunik mengambil tindakan sendiri.
Baru kali ini pengalaman naek travel dari Yogya ke Ambarawa. Hehe...untung dapet bapak sopir yang baik. Ngobrol aja gitu...jadi ya nggak bete.
Sampai Ambarawa udah pukul 08.00 lebih. Untung bapak jemput, kalau nggak kagak tahu deh soalnya angkutan umum udah habis. Dua ojek pun mengantarkan qt sampe rumah. Nggak ngebayangin kan gimana caranya bawa kursi roda pake ojek? Sama. Tapi bukan bapak namanya kalau nggak bisa. huehehehe^^